Minggu, 30 Mei 2010
Judul : Ratu Kostmopolitan
Sutradara : Ody C. Harahap
Bintang : Luna Maya, Tyas Mirasih, Imey-liem, Fatir Muchtar, Reza Pahlevi, Yatti Surachman
Masalah tanah dan penggusuran perumahan rakyat selalu menjadi momok bagi yang tak mengerti hukum dan tak punya beking. Kenyataan pahit itu menjadi pesan utama film Ratu Kostmopolitan produksi MVP Pictures. Pesan ini tidak verbal. Dalam balutan genre komedi film Ratu Kostmopolitan menjadi asyik ditonton. Sebagai sineas muda sutradara Ody C. Harahap mencoba tampil beda. Seperti film garapannya Kawin Kontrak, Kawin Kontrak Lagi, Selamanya, dan Punk In Love. Kali ini lewat film Ratu Kostmopolitan, Ody menampilkan fenomena sosial tentang penggusuran. Sebagai sebuah hiburan, Ody mengemas garapannya dengan manis lewat akting tiga bintang film yakni Luna Maya, Tyas Mirasih, dan Imey-Liem. Ketiganya memerankan sebagai Gina, Tari, dan Zizi sebagai anak kostan di gang kecil di seputar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Secara visual, film Ratu Kostmopolitan tidak terlalu istemewa, tapi juga tidak terlalu jelek. Bagi penggemar komedi sleptik tontonan yang ditawarkan Ody bisa menebar tawa. Ceritanya tidak ribet, gamblang dan tentu saja tidak menyebalkan. Sebuah gagasan besar jika mengikuti selera ide dasarnya sebagai sebuah penggusuran. Tidak ada kasus penggusuran tanpa tetes air mata dan berakhir tragis. Tapi dari "kacamata" Ody, persoalan itu sebuah lelucon untuk mengundang penonton tertawa. Layaknya film komedi sleptik, jangan tanya soal logika. Tapi mampukah sleptik menebar tawa, itu yang menjadi tantangan setiap pemain dan tentu saja sutradara. Bagi yang doyan hiburan murah dan gampang perutnya dikocok, film ini bisa membuatnya tertawa. Bagi penonton yang memiliki apresiasi segudang tentang film, maka akan mesem. Sebab, bukan komedi situasi, setir apa lagi komedi getir.
Wanita nan jelita dan punya pamor masih memegang peranan penting dalam kasanah perfilman nasional. Kepopuleran Luna Maya dan Tyas Mirasih dianggap mampu "menyihir" calon penonton ke bioskop. Sebuah akting memukau pun tak ditemukan dari kedua bintang film itu, kecuali melakoni dirinya sendiri sebagai anak kost. Sebuah strotip. Biar begitu sebagai bintang film Imey Liem tampil mencolok. Sebagai bintang film baru Imey bisa berdiri tegar diantara dua bintang yang terkenal itu.
Kisah film Ratu Kostmopolitan tentang tiga cewek cantik dan bokek, mau tidak mau harus jumpalitan, putar otak, dan baca mantera buat mengusir preman yang mau menggusur rumah kost mereka. Sebagai anak kost Gina (Luna Maya) yang berasal dari Bali pontang-panting kerja sambilan sebagai wartawan, Tari (Tyas Mirasih) asal Manado jungkir balik jadi guru aerobik dan Zizi (Imey Liem) asal Surabaya menjadi seorang seniman tato. Mereka bertiga adalah sahabat yang harus kerja sambilan agar tetap bisa kuliah di Jakarta. Untungnya Ibu Laksmi (Yatti Surachman) walau tampak kejam, janda tanpa anak pemilik kost khusus mahasiswi tempat mereka tinggal ini, sebenarnya cukup perhatian dengan tidak semena-mena menagih uang kost. Ketenangan mereka dan warga pun terusik ketika preman mengobrak-abrik perumahan tempat mereka kost. Bagaimana mereka menghadapinya...?????
sumber_Pos Kota
Sutradara : Ody C. Harahap
Bintang : Luna Maya, Tyas Mirasih, Imey-liem, Fatir Muchtar, Reza Pahlevi, Yatti Surachman
Masalah tanah dan penggusuran perumahan rakyat selalu menjadi momok bagi yang tak mengerti hukum dan tak punya beking. Kenyataan pahit itu menjadi pesan utama film Ratu Kostmopolitan produksi MVP Pictures. Pesan ini tidak verbal. Dalam balutan genre komedi film Ratu Kostmopolitan menjadi asyik ditonton. Sebagai sineas muda sutradara Ody C. Harahap mencoba tampil beda. Seperti film garapannya Kawin Kontrak, Kawin Kontrak Lagi, Selamanya, dan Punk In Love. Kali ini lewat film Ratu Kostmopolitan, Ody menampilkan fenomena sosial tentang penggusuran. Sebagai sebuah hiburan, Ody mengemas garapannya dengan manis lewat akting tiga bintang film yakni Luna Maya, Tyas Mirasih, dan Imey-Liem. Ketiganya memerankan sebagai Gina, Tari, dan Zizi sebagai anak kostan di gang kecil di seputar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Secara visual, film Ratu Kostmopolitan tidak terlalu istemewa, tapi juga tidak terlalu jelek. Bagi penggemar komedi sleptik tontonan yang ditawarkan Ody bisa menebar tawa. Ceritanya tidak ribet, gamblang dan tentu saja tidak menyebalkan. Sebuah gagasan besar jika mengikuti selera ide dasarnya sebagai sebuah penggusuran. Tidak ada kasus penggusuran tanpa tetes air mata dan berakhir tragis. Tapi dari "kacamata" Ody, persoalan itu sebuah lelucon untuk mengundang penonton tertawa. Layaknya film komedi sleptik, jangan tanya soal logika. Tapi mampukah sleptik menebar tawa, itu yang menjadi tantangan setiap pemain dan tentu saja sutradara. Bagi yang doyan hiburan murah dan gampang perutnya dikocok, film ini bisa membuatnya tertawa. Bagi penonton yang memiliki apresiasi segudang tentang film, maka akan mesem. Sebab, bukan komedi situasi, setir apa lagi komedi getir.
Wanita nan jelita dan punya pamor masih memegang peranan penting dalam kasanah perfilman nasional. Kepopuleran Luna Maya dan Tyas Mirasih dianggap mampu "menyihir" calon penonton ke bioskop. Sebuah akting memukau pun tak ditemukan dari kedua bintang film itu, kecuali melakoni dirinya sendiri sebagai anak kost. Sebuah strotip. Biar begitu sebagai bintang film Imey Liem tampil mencolok. Sebagai bintang film baru Imey bisa berdiri tegar diantara dua bintang yang terkenal itu.
Kisah film Ratu Kostmopolitan tentang tiga cewek cantik dan bokek, mau tidak mau harus jumpalitan, putar otak, dan baca mantera buat mengusir preman yang mau menggusur rumah kost mereka. Sebagai anak kost Gina (Luna Maya) yang berasal dari Bali pontang-panting kerja sambilan sebagai wartawan, Tari (Tyas Mirasih) asal Manado jungkir balik jadi guru aerobik dan Zizi (Imey Liem) asal Surabaya menjadi seorang seniman tato. Mereka bertiga adalah sahabat yang harus kerja sambilan agar tetap bisa kuliah di Jakarta. Untungnya Ibu Laksmi (Yatti Surachman) walau tampak kejam, janda tanpa anak pemilik kost khusus mahasiswi tempat mereka tinggal ini, sebenarnya cukup perhatian dengan tidak semena-mena menagih uang kost. Ketenangan mereka dan warga pun terusik ketika preman mengobrak-abrik perumahan tempat mereka kost. Bagaimana mereka menghadapinya...?????
sumber_Pos Kota
Label: RESENSI FILM
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar